H
|
abis
Gelap Terbitlah Terang...*
Sepenggal kalimat puitis yang berasal
dari buah pemikiran seorang tokoh wanita, RA. Kartini yang menginginkan
pendidikan bagi kaum wanita Indonesia. “Alangkah besar bedanya
bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik – baik. Dan untuk
keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat
supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa
behagia baginya (Suratnya kepada Nyonya Van Kool, Agustus 1901)”.
Beranjak dari semangat Kartini tersebut di masa kini derajat
kaum wanita ditinggikan melalui pendidikan khususnya yang digalakkan oleh
pemerintah negeri tercinta ini.
Seperti halnya yang telah
diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan beberapa hari yang
lalu. Melalui Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Torani
Food Kota Balikpapan yang merupakan perpanjangan tangan dari BPPP Aertembaga
dalam mengemban tugasnya dalam peningkatan SDM pelaku utama perikanan khususnya
dalam usaha pengolahan ikan.
Pelatihan Pengolahan dan
Pemasaran Bandeng sebanyak 4 (empat) Angkatan yang diselenggarakan oleh P2MKP
Torani Food tanggal 16 sampai dengan 23 April 2013 yang juga bertepatan dengan
hari Kartini tersebut telah berhasil mencetak “Kartini – kartini” baru di Kota
Balikpapan yang terampil dalam mengolah bandeng. Pelatihan dengan 40 orang
peserta (10 orang tiap angkatan) telah berhasil merubah mindset para wanita pengolah dari tidak tahu menjadi tahu – dari
tidak terampil menjadi terampil dan yang lebih utama tidak konsumtif lagi.
Dengan pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh dari kegiatan pelatihan ini diharapkan para peserta ini dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan orang – orang disekitarnya melalui
usaha pengolahan dan pemasaran bandeng.
Pelatihan yang dimulai tanggal 16
April 2013 ini membahas tentang pengolahan bandeng, utamanya adalah membuat
bandeng cabut duri. Sebagaimana yang kita ketahui bandeng merupakan ikan yang
awalnya memiliki nilai ekonomis yang rendah disebabkan oleh banyaknya duri yang
harus dihadapi ketika menyantapnya, namun di tangan – tangan pengolah yang
terampil bandeng kini merupakan salah satu makanan favorit dan memiliki nilai
jual yang tinggi.
Sesuai dengan jadwal yang telah
disusun oleh panitia penyelenggara, hari pertama diisi dengan penerimaan materi
tentang pengolahan bandeng, selebihnya adalah kegiatan praktek. Adapun jenis –
jenis olahan bandeng yang dilatihkan adalah membuat bandeng cabut duri, membuat
bandeng krispi, membuat bola – bola bandeng, membuat bakso bandeng, membuat
nugget bandeng dan membuat sate lilit bandeng.
Adapun metode yang digunakan
oleh pelatih dalam kegiatan praktek
adalah Demo/ peragaan oleh pelatih yang dalam hal ini juga melibatkan karyawan
RM. Torani yaitu 1 orang staf yang kompeten dalam mengolah bandeng cabut duri
dan 1 orang co. Chef yang telah membawa nama besar RM. Torani (rumah makan yang
dikelola oleh Pengelola P2MKP) melalui menu – menu spektakulernya khususnya
olahan bandeng. Selanjutnya dibawah bimbingan pelatih para peserta masing –
masing melakukan praktek sampai terampil dalam mengolah bandeng.
Disamping materi tersebut
diatas, para peserta juga dibekali dengan materi kewirausahaan. Pada materi ini
peserta ditanamkan jiwa wirausaha sehingga setelah selesai pelatihan para
peserta tidak hanya terampil dalam mengolah bandeng, namun terampil pula dalam
membaca peluang usaha dan memasarkan hasil olahan mereka.
Dipenghujung hari pelatihan,
pengelola P2MKP yang juga owner
Torani Food memberikan sambutan kepada peserta sekaligus menawarkan kerja sama
kepada peserta pelatihan. Jaka Sundusing,
selaku owner menyatakan bahwa para
peserta tidak perlu kuatir akan bermuara kemana hasil olahan mereka khususnya
bandeng cabut duri. Menurut beliau berapapun jumlah olahan yang dihasilkan oleh
peserta nantinya siap ditampung oleh Torani Food mengingat usaha pengolahan
ikan beromzet milyaran rupiah ini kekurangan bahan baku. Serentak 40 orang
peserta pelatihan meng-aminkan tawaran tersebut dan berjanji akan segera
bekerja sama dengan Torani Food.
Selanjutnya beliau menambahkan
1 jenis olahan lagi yaitu abon duri bandeng. Olahan ini baru di Torani Food dan
akan terus dikembangkan kedepan, mengingat kandungan gizi dari duri bandeng
yang tidak kalah besar dengan dagingnya serta efisiensi bahan baku
tutupnya. Pernyataan tersebut
mengingatkan kami pada wejangan Kepala BPPP Aertembaga, Pola S.T. Panjaitan, A.Pi.,MM sebelum kami melaksanakan
tugas supervisi pelatihan ini bahwasanya disetiap kegiatan perikanan khususnya
kegiatan pelatihan yang kita selenggarakan harus ditanamkan prinsip – prinsip Blue Economy yaitu Efficiency dan Zero waste,
pengelolaan sumber daya kelautan yang sebesar–besarnya namun laut dan langit
tetap biru.***
Humas BP3 Aga