Sabtu, 29 Juni 2013

Kisah Hidup Ikan Salmon

 Ikan salmon menetas di sungai perairan tawar. Dari banyaknya telur, hanya setengah yang menetas. Setelah setahun berada di perairan tawar, ikan salmon akan menuju ke muara sungai dengan perbedaan salinitas yang tinggi daripada tempat dimana ia dilahirkan. Di perjalanannya, ikan salmon akan merekam setiap bau dari bebatuan yang dilewatinya.
Perjalanan ke muara ini tidak mudah, ikan salmon harus menghadapi limbah dan air yang semakin kotor. Di laut, ikan salmon menghadapi predator, misal ikan hiu.
Ikan salmon berada di muara sungai ini sekitar 4 – 7 tahun, setelah itu dia akan kembali ke tempat dimana ia menetas. Dia mampu mengingat perjalanan ke tempat asalnya. Penelitian menunjukkan bahwa ikan salmon tidak akan salah dalam memilih cabang sungai yang harus dilewatinya (Padahal kita sering tersesat saat bepergian meskipun pernah melewati daerah tersebut).
Perjalanan kembali ke habitat asal ini tidak semudah saat dia melakukan perjalanan saat menuju laut karena saat kembali ke hulu dimana ia menetas, selain menghadapi predator, dia juga harus melawan arus sungai dan air terjun. Perjalanan yang harus ditempuh sekitar 1400 km – 1600 km (berarti kira-kira jarak dari Bandung ke Padang). Perjalanan dari laut ke hulu ini mempunyai beda tinggi sekitar 2100 km. Ikan salmon mampu melompat setinggi 3 meter untuk menaiki tangga sungai. Sebelum melewati itu, ikan salmon beristirahat dan mengumpulkan tenaga di perairan yang lebih tenang. Lompatan itu kerap kali gagal sehingga menguras tenaga. Ikan salmon melewati tangga sungai itu pada malam hari, tapi masih saja beruang dan burung pemakan ikan menghadang mereka. Saat melakukan perjalanan ke hulu tersebut, mereka tidak makan apa-apa selama berbulan-bulan (Berarti puasa Ramadhan kita belum ada apa-apanya dibanding puasanya ikan salmon). Pemakaian cadangan lemak di tubuhnya menyebabkan perubahan fisik dari tubuh ikan salmon.
Ketika melakukan perjalanannya, tubuh ikan salmon sering terluka karena terkena bebatuan dan dasar sungai yang dangkal. Perjalanan ke daerah asal ini dilakukan ikan salmon dewasa dengan cara bersama-sama agar masih ada ikan salmon dewasa yang bisa mencapai tempat asal mereka. Dari banyaknya ikan salmon yang melakukan perjalanan (Migrasi), mungkin hanya sepersepuluh yang dapat mencapai tempat asal. Setelah mencapai hulu dimana dulu ia menetas, ikan betina akan bertelur sedangkan ikan jantan akan mengeluarkan spermanya. Setelah beberapa hari, ikan salmon akan mati karena tubuh yang kesakitan dan kelelahan yang teramat sangat. Telur akan menetas menjadi ikan salmon yang baru. Kasihan ikan salmon, dia terlahir ke dunia ini dalam keadaan yatim piatu
Ikan salmon setelah berkelana jauh ke lautan, dia akan kembali ke habitat asalnya walaupun banyak rintangan dan resikonya adalah kematian. Ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa setelah sekian lama kita berjuang untuk mendapatkan harta dan kesenangan dunia, pada akhirnya kita harus berkorban untuk meninggalkan kesenangan serta kemewahan untuk kembali kepada Allah.
Hidup adalah perjuangan. Jangan sia-siakan umur kita untuk hal yang tidak bermanfaat.

Kamis, 20 Juni 2013

Sejarah Torani



Rumah Makan Torani yang berada di bilangan Stall Kuda Balikpapan awalnya berdiri pada tanggal 5 April 2007, namun sebelum berdiri menjadi sebuah Rumah Makan, pada bulan Maret 2006 telah mencoba untuk  menjual Ikan Bandeng Tanpa Duri beku yang pemasarannya ke seluruh Rumah Makan yang berada di Balikpapan. Akan tetapi penjualan ikan bandeng tanpa duri beku ini tidak membuahkan hasil dengan berbagai macam penolakan-penolakan yang sebagian besar adalah rasa ketidak percayaan terhadap ikan bandeng yang kaya akan jumlah durinya dan menjadi tidak ada duri sama sekali.

“Presto” merupakan kata yang sering dilontarkan saat penjualan ikan bandeng tanpa duri ini, namun sudah merupakan tugas kami untuk meyakinkan ke semua orang bahwa sekarang telah ditemukannya teknik pencabutan duri pada bandeng yang bertujuan agar memudahkan orang  untuk menyantapnya karena bebas dari jumlah duri yang banyak dan kandungan gizi dari ikan bandeng itu sendiri tetap terjaga, sebagaimana sebelumnya kebanyakan orang sering menikmati ikan bandeng Presto.

Pada Bulan November tahun 2006, tepatnya di Mall Fantasi Balikpapan, diadakan sebuah Event/Pameran “Food Festival Balikpapan” yang mana dalam pameran ini diisi oleh aneka macam makanan dengan tenda-tenda yang mengisi seluruh halam parkir depan Mall. “Toranifood” adalah nama yang diperkenalkan pertama kali dengan menjual Ikan Bandeng Tanpa Duri Bakar dan Pepes Kepiting, namun tidak seperti tenda-tenda kuliner yang lain dimana menyediakan kursi dan meja buat orang yang makan di tempat, Tenda Toranifood hanya menjual Ikan Bandeng Tanpa Duri Bakar dan Pepes Kepiting untuk dibungkus (Take Away).
 

Berjalan 2 minggu Tenda Toranifood berada di Mall Fantasi, Akhirnya atas permintaan pembeli yang telah menjadi pelanggan, menginginkan agar Tenda Toranifood menyediakan meja dan kursi agar bisa dinikmati di tempat dan Tenda Toranifood akhirnya mewujudkannya dan selama ±5 Bulan Tenda Toranifood berada di pameran tersebut, Jumlah pelanggan terus bertambah dengan rata-rata penjualan Ikan Bandeng Tanpa Duri 60 Kg- 90 Kg/malam. Alhamdulillah.

Dibulan Maret 2007, event/pameran Festival Food Balikpapan berakhir dan Tenda Toranifood berpindah ke Jalan Jenderal Sudirman, Komplek Lembaga Permasyarakatan No 73, Stall Kuda Balikpapan dan merubah namanya menjadi RUMAH MAKAN TORANI. Toranifood sendiri menjadi induknya, sebagaimana produk Toranifood saat ini adalah RM Torani, Torani Krispi dan Torani Oleh-oleh.
 

Lebih tepatnya 5 April 2007, di tempat yang baru ini torani memulai lagi aktifitas dengan 12 orang karyawan, 6 meja dan 3 lesehan. Seiring perkembangan, Desember 2009 dibuka Torani Steamboat, di sebelah torani. Pada 2009 ini juga menu Kepiting dan lain-lain mulai hadir di Torani.









Karena tamu yang semakin ramai berkunjung, pemisah antara Torani dan Torani Steamboat dibuka, kira-kira akhir tahun 2010.Tamu semakin meningkat, taman ditutup dijadikan tempat makan. Sekarang (2013) Alhamdulillah Torani punya 80an teman-teman karyawan dan mampu menerima 650 tamu dalam satu waktu. Juga saat ini Rumah Makan Torani semakin berkembang dengan hadir di Banjarbaru, Batulicin dan Sampit. 






 Akhir kata, alhamdulillah..

Selasa, 30 April 2013

P2MKP Toranifood Cetak 40 “Kartini” Balikpapan Terampil Mengolah Bandeng


H
abis Gelap Terbitlah Terang...*
Sepenggal kalimat puitis yang berasal dari buah pemikiran seorang tokoh wanita, RA. Kartini yang menginginkan pendidikan bagi kaum wanita Indonesia. “Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik – baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa behagia baginya (Suratnya kepada Nyonya Van Kool, Agustus 1901)”.
Beranjak dari semangat Kartini tersebut di masa kini derajat kaum wanita ditinggikan melalui pendidikan khususnya yang digalakkan oleh pemerintah negeri tercinta ini.
Pelatih Memberi Petunjuk Sebelum Praktek
Seperti halnya yang telah diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan beberapa hari yang lalu. Melalui Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Torani Food Kota Balikpapan yang merupakan perpanjangan tangan dari BPPP Aertembaga dalam mengemban tugasnya dalam peningkatan SDM pelaku utama perikanan khususnya dalam usaha pengolahan ikan.
Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Bandeng sebanyak 4 (empat) Angkatan yang diselenggarakan oleh P2MKP Torani Food tanggal 16 sampai dengan 23 April 2013 yang juga bertepatan dengan hari Kartini tersebut telah berhasil mencetak “Kartini – kartini” baru di Kota Balikpapan yang terampil dalam mengolah bandeng. Pelatihan dengan 40 orang peserta (10 orang tiap angkatan) telah berhasil merubah mindset para wanita pengolah dari tidak tahu menjadi tahu – dari tidak terampil menjadi terampil dan yang lebih utama tidak konsumtif lagi.
Praktek Membuat Bandeng Cabut Duri

Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari kegiatan pelatihan ini diharapkan para peserta ini dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan orang – orang disekitarnya melalui usaha pengolahan dan pemasaran bandeng.
Pelatihan yang dimulai tanggal 16 April 2013 ini membahas tentang pengolahan bandeng, utamanya adalah membuat bandeng cabut duri. Sebagaimana yang kita ketahui bandeng merupakan ikan yang awalnya memiliki nilai ekonomis yang rendah disebabkan oleh banyaknya duri yang harus dihadapi ketika menyantapnya, namun di tangan – tangan pengolah yang terampil bandeng kini merupakan salah satu makanan favorit dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Praktek Membuat Olahan Bandeng Krispi

Sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh panitia penyelenggara, hari pertama diisi dengan penerimaan materi tentang pengolahan bandeng, selebihnya adalah kegiatan praktek. Adapun jenis – jenis olahan bandeng yang dilatihkan adalah membuat bandeng cabut duri, membuat bandeng krispi, membuat bola – bola bandeng, membuat bakso bandeng, membuat nugget bandeng dan membuat sate lilit bandeng. 
Praktek Membuat Olahan Bola – Bola Bandeng

Adapun metode yang digunakan oleh  pelatih dalam kegiatan praktek adalah Demo/ peragaan oleh pelatih yang dalam hal ini juga melibatkan karyawan RM. Torani yaitu 1 orang staf yang kompeten dalam mengolah bandeng cabut duri dan 1 orang co. Chef yang telah membawa nama besar RM. Torani (rumah makan yang dikelola oleh Pengelola P2MKP) melalui menu – menu spektakulernya khususnya olahan bandeng. Selanjutnya dibawah bimbingan pelatih para peserta masing – masing melakukan praktek sampai terampil dalam mengolah bandeng.
Praktek Mengemas Hasil Olahan Bandeng

Disamping materi tersebut diatas, para peserta juga dibekali dengan materi kewirausahaan. Pada materi ini peserta ditanamkan jiwa wirausaha sehingga setelah selesai pelatihan para peserta tidak hanya terampil dalam mengolah bandeng, namun terampil pula dalam membaca peluang usaha dan memasarkan hasil olahan mereka.
Dipenghujung hari pelatihan, pengelola P2MKP yang juga owner Torani Food memberikan sambutan kepada peserta sekaligus menawarkan kerja sama kepada peserta pelatihan. Jaka Sundusing, selaku owner menyatakan bahwa para peserta tidak perlu kuatir akan bermuara kemana hasil olahan mereka khususnya bandeng cabut duri. Menurut beliau berapapun jumlah olahan yang dihasilkan oleh peserta nantinya siap ditampung oleh Torani Food mengingat usaha pengolahan ikan beromzet milyaran rupiah ini kekurangan bahan baku. Serentak 40 orang peserta pelatihan meng-aminkan tawaran tersebut dan berjanji akan segera bekerja sama dengan Torani Food.

Hasil Olahan Produk Bandeng Angkatan 3 & 4

Selanjutnya beliau menambahkan 1 jenis olahan lagi yaitu abon duri bandeng. Olahan ini baru di Torani Food dan akan terus dikembangkan kedepan, mengingat kandungan gizi dari duri bandeng yang tidak kalah besar dengan dagingnya serta efisiensi bahan baku tutupnya.  Pernyataan tersebut mengingatkan kami pada wejangan Kepala BPPP Aertembaga, Pola S.T. Panjaitan, A.Pi.,MM sebelum kami melaksanakan tugas supervisi pelatihan ini bahwasanya disetiap kegiatan perikanan khususnya kegiatan pelatihan yang kita selenggarakan harus ditanamkan prinsip – prinsip Blue Economy yaitu Efficiency dan Zero waste, pengelolaan sumber daya kelautan yang sebesar–besarnya namun laut dan langit tetap biru.***

Humas BP3 Aga